Monday, August 14, 2006

Anggaran (19 – 24 Juni 2006)

APBN Bengkak Rp 19 Trilyun (IndoPos, Kamis 22 Juni 2006) Jakarta-Dalam APBN-P 2006 yang diusulkan pemerintah, defisit anggaran membengkak Rp 19,97. Dari Rp 22,43 trilyun menjadi Rp 42,4 trilyun. Untuk menutup defisit itu pemerintah akan menambah utang luar negeri termasuk dari CGI. DPR menilai strategi anggaran pemerintah itu tidak realistis. Menurut menteri keuangan pembengkakan defisit anggaran di picu naiknya anggaran pendidikan, bencana alam, sunsidi tarif dasar listrik dan tambahan dana rekonstruksi, subsidi pupuk, pengeluaran suku bunga surat utang negara dalam negeri, rehabilitasi aceh dan pengeluaran yang berhubungan dengan pinjaman luar negeri serta dana untuk BLT. Untuk membiayai defisit anggaran itu pemerintah menganggarkan penerimaan dalam negeri Rp 55,3 trilyun dan pembiayaan luar negeri Rp 12,9 trilyun. Dalam APBN-P yang akan di ajukan juli mendatang juga mencakup peningkatan pendapatan negara dari Rp 6255,2 trilyun menjadi Rp 647, 4 trilyun. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan penerimaan pajak dari Rp 416 trilyun menjadi Rp 423,35 trilyun. Belanja negara berubah dari Rp 467,7 trilyun menjadi Rp 689,8 trilyun. Juga pertumbuhan ekonomi 5,9 persen lebih kecil APBN-P 2006 2,6 persen. Nilai tukar rupiah Rp 9300 per USD atau lebih kuat dari APBN sebesar Rp 9.900 per USD. Inflasi ditargetkan tetap 8 persen dan SBI 3bulan 12 persen atau lebih besar dari APBN 2006 sebesar 9,5 persen. Asumsi minyak USD 62 per barel atau lebih tinggi daripada APDN 2006 sebesar USD 57 per barel.
Dana "Menganggur" Sumber Pembiayaan (Kompas, Jumat 23 Juni 2006) Jakarta-Departemen Keuangan mengisyaratkan akan menggunakan dana menganggur milik pemerintah yang tersimpan di beberapa rekening Bank Indonesia untuk menutupi defisit APBN 2006 yang membengkak sebesar 1,4 persen dari produk domestik bruto. Opsi kebijakan ini memungkinkan dilaksanakan karena dana-dana tersebut tidak produktif, tidak menghasilkan imbalan bagi pemerintah, terutama imbalan bunga. Menurut Kepala Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional (Bapekki) Anggito Abimanyu di Jakarta, Kamis (22/6)Dana itu ada dalam Rekening Dana Investasi (RDI), Rekening Pinjaman Daerah (RPD), kemudian ada transito di rekening penampungan, dan rekening penjaminan yang disimpan di BI.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home